Sabtu, 21 Januari 2012

Perjalanan music Rock = underground, Di Indonesia

http://soulidaritas.wordpress.com/2008/01/03/perjalanan-music-rock-underground-di-indonesia/
 1.jpg
EMBRIO kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang PePegangsaan, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia.
Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band-band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah hanya sedikit saja album rekaman yang terlahir dari band-band rock generasi 70-an ini.
Dekade 80-an tercatat sebagai masa perkembangbiakan rock n’ roll dan mulai bergeraknya subkultur ini ke arah industri. Tokoh sentral yang dominan mewarnai perkembangan musik rock di era 80-an tentu saja Log Zhelebour asal Surabaya. Mantan pengusaha rental lampu disko yang nekat mengkapitalisasi musik rock berkat dukungan perusahaan rokok ternama ini secara berkala sukses mengorganisir Festival Rock Se- Indonesia yang babak finalnya selalu digelar di kota pahlawan Surabaya. Gara-gara festival inilah media massa nasional kemudian mengklaim Surabaya sebagai barometer musik rock Indonesia.
Ajang kompetisi band-band rock nasional yang digelar sejak 1984 ini di kemudian hari banyak melahirkan alumni-alumni rock kugiran yang namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.
Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988.
Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal. Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary).
Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya. Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version!
Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia.

Senin, 16 Januari 2012

Gitar Buatan Paul Reed Smith Disukai Para Pemusik Ternama

Pemain gitar Amerika Latin, Carlos Santana dan pemusik jazz Al Di Meola, memainkan dua gaya musik yang berbeda. Namun, keduanya punya suatu persamaan, yaitu menyukai gitar buatan Paul Reed Smith.
Paul Reed Smith, si pembuat gitar mengatakan, "Saya mulai membuat gitar di bengkel kayu SMA saya, di kamar tidur saudara laki-laki saya dan di kamar saya. Saya menyewa peralatannya”.
Tidak demikian halnya sekarang. Kini, gitar-gitar buatan Paul Reed Smith atau di singkat PRS dibuat di sebuah pabrik di pesisir timur negara bagian Maryland.
Perusahaan dengan 260 pegawai itu membuat 13.000 gitar di Amerika. Dua puluh lima ribu gitar lainnya dibuat di Korea Selatan dengan harga lebih murah. Paul Smith meraup hasil penjualan sebesar 40 juta dolar tahun lalu.
Sejak didirikan tahun 1985, perusahaannya berhasil meraih pangsa pasar khusus dalam industri alat musik. Tetapi, kalau ditanya tentang filsafat bisnisnya, jawaban Smith sederhana, dia hanya mencoba membuat gitar terbaik sebagus mungkin.
"Kami ditanyai mengapa gitar buatan kami berbeda dan saya punya kesimpulan bahwa membuat gitar sangat rumit, perlu perhatian khusus untuk detil-detilnya," ujarnya.
Detil itu paling jelas terlihat dalam pembuatan gitar pesanan pribadi atau Private Stock, yang sering dinilai sebagai gabungan dari sebuah karya seni dan  alat musik.
Direktur perusahaan PRS, Jack Higginbotham mengatakan, membuat gitar bermutu ini, dimulai dari memilih kayu yang bagus. PRS membeli kayu khusus untuk gitar ini dari seluruh dunia, dan gitar-gitarnya terkenal karena lapisan kayu maple yang bergelombang mulus.
Higginbotham mengatakan proses pengolahannya juga sangat penting. Kayu itu dikeringkan secara perlahan di ruang khusus. Gitar dibentuk dengan mesin bubut yang dikendalikan komputer serta dengan ketelitian mencapai seperseribu millimeter. Semua lempengan diamplas, dicat, dan divernis. Bagian leher gitar dikerjakan dengan tangan. Rata-rata diperlukan waktu 6 minggu untuk membuat satu gitar. Smith mengatakan perusahaannya mengutamakan kesempurnaan.
Harga gitar PRS berkisar dari 600 dolar hingga puluhan ribu dolar untuk gitar pesanan khusus atau private stock.